Minggu, 17 November 2013

mengenal mesir

Republik Arab Mesir, lebih dikenal sebagai Mesir, (bahasa Arab: ﺮﺼﻣ, Maṣr) adalah sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya terletak
di Afrika bagian timur laut. Mesir juga digolongkan negara maju di Afrika. Mesir juga merupakan Negara
pertama di dunia yang mengakui
Kedaulatan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Dengan luas wilayah sekitar 997.739
km² Mesir mencakup Semenanjung Sinai (dianggap sebagai bagian dari Asia Barat Daya), sedangkan sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika Utara. Mesir berbatasan dengan Libya di sebelah barat, Sudan di selatan, jalur Gaza dan Israel di utara-timur. Perbatasannya dengan perairan ialah
melalui Laut Tengah di utara dan Laut Merah di timur. Mayoritas penduduk Mesir menetap di
pinggir Sungai Nil (sekitar 40.000 km²). Sebagian besar daratan
merupakan bagian dari gurun Sahara yang jarang dihuni.Mayoritas
penduduk negara Mesir adalah Islam. Mesir terkenal dengan peradaban kuno dan beberapa monumen kuno termegah di dunia, misalnya Piramid Giza, Kuil Karnak dan Lembah Raja serta Kuil Ramses. Di Luxor, sebuah kota di wilayah selatan, terdapat
kira-kira artefak kuno yang
mencakup sekitar 65% artefak kuno
di seluruh dunia. Kini, Mesir diakui
secara luas sebagai pusat budaya dan
politikal utama di wilayah Arab dan Timur Tengah. Politik Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Politik Mesir Mesir berbentuk republik sejak 18 Juni 1953, Mesir adalah negara pertama yang mengakui kedaulatan
Indonesia. Mohamed Hosni Mubarak telah menjabat sebagai Presiden Mesir selama lima periode, sejak 14 Oktober 1981 setelah pembunuhan Presiden Mohammed Anwar el-Sadat.
Selain itu, ia juga pemimpin Partai
Demokrat Nasional. Perdana Menteri Mesir, Dr. Ahmed Nazif dilantik pada 9 Juli 2004 untuk menggantikan Dr. Atef Ebeid. Kekuasaan di Mesir diatur dengan
sistem semipresidensial multipartai.
Secara teoritis, kekuasaan eksekutif
dibagi antara presiden dan perdana
menteri namun dalam prakteknya
kekuasaan terpusat pada presiden, yang selama ini dipilih dalam pemilu
dengan kandidat tunggal. Mesir juga
mengadakan pemilu parlemen
multipartai. Pada akhir Februari 2005, Presiden Mubarak mengumumkan perubahan
aturan pemilihan presiden menuju ke
pemilu multikandidat. Untuk pertama
kalinya sejak 1952, rakyat Mesir mendapat kesempatan untuk memilih
pemimpin dari daftar berbagai
kandidat. Namun, aturan yang baru
juga menerapkan berbagai batasan
sehingga berbagai tokoh, seperti Ayman Nour, tidak bisa bersaing dalam pemilihan dan Mubarak pun
kembali menang dalam pemilu. Pada akhir Januari 2011 rakyat Mesir
menuntut Presiden yang sekarang
berkuasa Hosni Mubarak untuk meletakan jabatannya. Hingga 18
hari aksi demonstrasi besar-besaran
menuntut Presiden Hosni Mubarak mundur, akhirnya pada tanggal 11
Februari 2011 Hosni Mubarak resmi
mengundurkan diri. Pengunduran diri
Hosni Mubarak ini disambut baik oleh
rakyatnya, dan disambut baik oleh
dunia Internasional. Pada 4 Juli 2013, Panglima Angkatan
Bersenjata Mesir Jenderal Abdel
Fatah Al Sisi mengumumkan adanya
revolusi untuk mengamankan Mesir,
yang bertujuan untuk menggulingkan
Moursi. Moursi sendiri adalah presiden pertama Mesir yang dipilih secara demokrasi.[1] Sejarah Mesir Arab dan Utsmaniyah Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Sejarah Muslim Mesir dan Sejarah
Mesir Utsmaniyah Selim I (1470–1520), penakluk Mesir Bizantium mampu membangun
kontrol di negara itu setelah invasi singkat Persia pada awal abad ke-7, sampai 639-42, ketika Mesir diinvasi dan ditaklukkan oleh Khalifah oleh Muslim Arab. Ketika mereka mengalahkan tentara Bizantium di Mesir, orang Arab membawa Islam Sunni kesana. Pada awal periode, orang Mesir mulai membaurkan iman
mereka kepercayaan adat dan praktik, yang menyebabkan berbagai
tarekat Sufi berkembang sampai hari ini.[2] Ritus-ritus ini selamat dari Gereja Ortodoks Koptik Alexandria. [3] Penguasa Muslim ditunjuk kekhalifahan Islam untuk tetap in menguasai Mesir selama enam abad berikutnya, dengan Kairo sebagai pusat kekhalifahan dibawah Fatimiyah. Dengan berakhirnya Dinasti Ayyubiyah Kurdi, Mamluk, sebuah kasta militer Turko-Sirkasia, mengambil kontrol pada 1250 M. Pada akhir abad ke-13, Mesir menghubungkan Laut Merah, India, Malaya, dan Samudra Hindia.[4] Mereka terus memerintah negara itu
sampai penaklukan Mesir oleh Turki Utsmaniyah pada 1517, yang setelahnya Mesir akan menjadi
provinsi dari Kesultanan Utsmaniyah. Sekitar 40% populasi Mesir pada
pertengahan abad ke-14 terbunuh oleh Kematian Hitam.[5] Setelah abad ke-15, invasi Utsmaniyah menekan sistem Mesir mengalami kemunduran. Militarisasi
defensif merusak masyarakat sipil dan institusi ekonomi.[4] Melemahnya sistem ekonomi yang dikombinasikan
dengan efek dari penyakit pes yang
meninggalkan Mesir yang membuat ia
rentan dari invasi asing. Pedagang Portugis mengambil alih perdagangan mereka.[4] Mesir mengalami enam kelaparan antara 1687 dan 1731.[6] Kelaparan 1784 menyebabkan kerugian yang kira-kira seperenam dari penduduknya.[7]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar